Ekspedisi Tanah Pasundan – Kelas 6 Khalid Bin Walid
Menurut Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan adalah pembudayaan buah budi manusia yang beradab dan buah perjuangan manusia terhadap dua kekuatan yang selalu mengelilingi hidup manusia yaitu kodrat alam dan zaman atau masyarakat. Dengan demikian, pendidikan bersifat hakiki dan berlaku sepanjang hayat untuk melahirkan manusia yang berdikari dan mampu bersandar atas kekuatan sendiri.
Melahirkan insan yang mampu mengemban peran peradaban diawali dengan proses pendidikan yang kaffah. Bukan hanya berbicara pada kompetensi akademis, melainkan memberikan ruang belajar melalui ta’dib, ta’lim dan tarbiyah. Belajar melalui peristiwa memberikan kontribusi penting pada terbentuknya mentalitas, kemampuan berpikir kritis-solutif, dan mampu berkolaborasi dengan alam, lingkungan dan masyarakat luas.
Salah satu wadah yang disiapkan untuk mentarbiyah ananda yaitu melalui perjalanan (backpaking). Ketidakpastian dan ketidaknyamanan sangat mungkin dialami oleh ananda, sehingga dari peristiwa inilah mereka akan belajar tentang bagaimana bertahan hidup). Kegiatan yang dilakukan bersama-sama memberikan kesempatan bagi ananda untuk berkolaborasi, membangun empati, dan saling menjaga satu sama lain.
PRA EKSPEDISI
Dalam kegiatan Pra Ekspedisi teman-teman muda diberikan pelatihan tentang membuat mini video dokumenter Ekspedisi Tanah pasundan dimana terdapat dua pelatihan yaitu Kelas Jurnalisitik bersama maestro dari jurnalis, serta Kelas Videografi bersama videografer profesional Banjarnegara. kedua hal ini menjadi tujuan teman-teman muda pada saat Ekspedisi Tanah Pasundan bahwa nantinya membuar reportasi perjalanan, kegiatan dan riset yang dilakukan dalam bentuk jurnalistik, serta melakukan videografi berupa dokuemntasi kegiatan melalui video dan diakhiri dengan editing video yaitu menyatuka video dan narasi sebagai hasil karya teman-teman muda kelas Khalid Bin Walid.
Dalam kegiatan Pra Ekspedisi, teman-teman muda menyiapkan perbekalan termasuk dengan biaya perjalanan dengan melakukan Fundrising, dimana kegiatan ini dimulai dari menabung secara individu baik tiap minggu atau bulan, dan juga difasilitasi oleh sekolah untuk melaksanakan Business Day di Car Free Day Banjarnegara . Tidak hanya itu teman-teman muda juga melakukan kegiatan open sponsorship yang dimana kerjasama antara sponsor dan kelas khalid adalah melakukan pengiklanan di video yang nantinya dibuat oleh teman muda.
Dalam Pra Ekspedisi ini teman-teman muda juga diberikan informasi mengenai penggunaan transpotrasi angkutan umum, hal ini bertujuan untuk memahami realita yang ada di perkotaan dan tidak membiasakan dimanjakan dengan fasilitas berupa kendaraan yang di sewa. tidak hanya itu teman-teman muda juga dipersiapkan tentang perbekalan.
EKSPEDISI HARI 1
Ekspedisi diawali dengan teman-teman muda melaksanakan perjalanan dengan menggunakan Bus dari Banjarnegara menuju Stasiun Purwokerto dimana teman-teman melakukan pencetakan tiket secara mandiri, dan mulai perjalanan pada pukul 06.30 dari Stasiun Purwokerto menuju Stasiuin Kiaracondong di Bandung dengan total tempuh perjalanan kurang lebih 7 Jam perjalanan.
Sesampainya di Stasiun Kiaracondong teman-teman langsung menuju ke pintu keluar untuk mencari angkutan umum menuju penginapan, pada hari pertama di Bandung teman-teman melakukan kegiatan bersama dengan mufiputih yaitu dengan dipertemukan dengan Duta Generasi Berencana Bandung tahun 2023 dan berbincang mengenai tentang peran remaja, bagaimana mengatasi insecure atau tidak percaya diri, serta merencanakan masa depan dengan lebih baik, selain dari duta generasi berencana adapula founder dari Mufiputih dengan ngobrolin sinematografi tentang keislaman dan kepemudaan.
EKSPEDISI HARI 2
Gedung Sate
Menjelajah Bumi Pasundan, dimulai dari melakukan perjalanan pertama menuju Gedung Sate, dimana tempat pemerintahan provinsi jawa barat, dalam sejarahnya Dibangun antara tahun 1920 hingga 1924, gedung ini memiliki ciri khas yang memadukan gaya arsitektur Barat dengan elemen tradisional Indonesia. Arsitek Belanda, Ir. J. Gerber, memimpin tim perancang yang juga melibatkan Eh. De Roo dan G. Hendriks. Paling menariknya adalah ornamen enam tusuk sate pada menara sentralnya, yang melambangkan enam juta gulden. Teman-teman Kelas Khalid melakukan pengamatan, penuntasan misi dan juga melakukan peliputan videografi dan disertai dengan wawancara baik dari pengunjung maupun petugas yang berada di kawasan Gedung Sate.
Museum Geologi
Museum Geologi Bandung, yang terletak di Jalan Diponegoro, adalah salah satu destinasi wisata edukasi yang menarik di Bandung, Jawa Barat. Dibuka pada tahun 1928, museum ini menyimpan lebih dari 60 ribu koleksi fosil dan 250 ribu koleksi batuan dan mineral. juga memiliki 13 meteorit yang jatuh di berbagai waktu di wilayah Jawa, termasuk meteorit langka LL6 chondrite yang jatuh di Sindanglaut, Jawa Barat pada tahun 1871. Teman-teman Kelas Khalid melakukan pengamatan, penuntasan misi dan juga melakukan peliputan videografi dan disertai dengan wawancara baik dari pengunjung maupun petugas yang berada di kawasan Museum Geologi.
Jalan Asia Afrika
Jalan Asia Afrika, yang pada masa kolonial dikenal sebagai Groote Postweg, adalah jalan bersejarah di Bandung yang dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Jalan ini membentang dari Anyer hingga Panarukan dan menjadi bagian penting dalam pengembangan Kota Bandung. Tugu Bandung Nol Kilometer menandai titik awal pembangunan kota dan jalan ini, yang kini berdiri sebagai simbol sejarah dan kebanggaan budaya Kota Bandung. Pada 18-24 April 1955, Jalan Asia Afrika menjadi pusat perhatian dunia saat Konferensi Asia Afrika (KAA) diadakan di Kota Bandung. Konferensi ini dihadiri oleh 29 negara dan menjadi tonggak penting dalam perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme di Asia dan Afrika. Sehingga jalan tersebut menjadi Jalan Asia Afrika.
Masjid SALMAN
Masjid Salman ini menjadi tempat selanjutnya dari teman-teman kelas khalid bin walid, dimana teman-teman diajak bersama pemuda-pemuda salman yang berasal dari mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai universitas di Bandung, disini teman-teman muda diajak mengenal Masjid Salman, lingkungan ITB dan tidak lupa adanya pengisian dari tim pemuda salman sebagai cara untuk meningkatkan semangat dan usaha teman-teman dalam meraih cita cita, meraih ketakwaaan dan juga permasalahan-permasalahan seputar remaja yang dialami dalam sudut pandang islam.
Seiring dengan langkah kaki yang melangkah di tanah Pasundan, Ekspedisi Tanah Pasundan Kelas 6 Khalid Bin Walid telah membawa melintasi jejak sejarah, budaya, dan ilmu pengetahuan. Dari Gedung Sate yang megah hingga keheningan Masjid Salman, setiap detik adalah pembelajaran, setiap pengalaman adalah pengetahuan yang berharga.
Saat kereta melaju meninggalkan tanah Pasundan, membawa kembali ke rumah, untuk merenungkan perjalanan yang telah dilalui. Di setiap stasiun yang terlewati, menyimpan kenangan dan pelajaran yang tak terlupakan., menutup lembaran ekspedisi ini dengan rasa syukur dan kebanggaan. Bersama-sama menempa diri, mengukir memori, dan menanamkan nilai-nilai yang akan menjadi bekal untuk masa depan. Semoga apa yang telah dipetik dari perjalanan ini menjadi cahaya yang menerangi jalan kita menuju cita-cita yang lebih tinggi dan mulia.
“Dari Pasundan untuk Adzkia Banjarnegara, berbagi semangat untuk terus belajar dan berkontribusi. Teruslah bergerak maju, belajar, dan tumbuh. Sampai kita bertemu lagi dalam ekspedisi yang baru.”
Ekspedisi Tanah Pasundan - Kelas 6 Khalid Bin Walid