Mengintegrasikan Pendidikan Fitrah di Sekolah Adzkia Banjarnegara: Menginspirasi Generasi Melalui Pendekatan Holistik
Sekolah Adzkia Banjarnegara menggelar kegiatan recruitment dan workshop implementasi pendidikan fitrah. Dalam proses Recruitment dan Workshop ini para calon pendidik Adzkia Banjarnegara perlu dibekali keilmuan yang cukup dan juga bertujuan untuk menambah keilmuan dari para calon pendidik Adzkia Banjarnegara, agar dalam setiap prosesnya memiliki kesamaan dalam ideologi, cara pandang dan prosedur yang sama. Acara ini dipandu oleh Bunda Wulan, pendiri Adzkia Banjarnegara, dan Tim Training Adzkia. Diskusi merambah topik penting seperti Fitrah Based Life, Fitrah Based Education, 20 Adab Adzkia, dan Komunikasi Positif.
Pendidikan berbasis fitrah mengakui bahwa setiap manusia memiliki fitrah, yaitu kodrat bawaan atau kecenderungan yang dimiliki oleh manusia sejak lahir. Fitrah ini mencakup aspek-aspek penting seperti keimanan, bernalar, dan bakat.
- Fitrah Keimanan: Fitrah keimanan merujuk pada kecenderungan alamiah manusia untuk percaya kepada sesuatu yang lebih besar dari dirinya, yakni Tuhan. Dalam konteks pendidikan berbasis fitrah, fitrah keimanan diperkuat melalui pembelajaran agama dan spiritualitas. Siswa diajarkan untuk mengenal, memahami, dan menguatkan keyakinan mereka kepada Tuhan serta ajaran-ajaran agama yang diyakini. Pembelajaran agama dan spiritualitas ini membantu siswa memperkuat hubungan mereka dengan Tuhan dan memahami nilai-nilai moral yang diajarkan agama.
- Fitrah Bernalar: Fitrah bernalar mencakup kecenderungan manusia untuk berpikir, merenung, dan menggunakan akal sehat dalam mengambil keputusan serta menilai perbuatan. Dalam konteks pendidikan berbasis fitrah, fitrah bernalar diperkuat melalui pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, analitis, dan reflektif. Siswa diajarkan untuk menggunakan akal sehat mereka dalam memahami fenomena-fenomena dunia, mengevaluasi informasi yang diterima, serta membuat keputusan yang bijaksana dan moral. Pembelajaran ini tidak hanya berkaitan dengan aspek intelektual, tetapi juga moral dan etika.
- Fitrah Bakat: Fitrah bakat mengacu pada potensi-potensi unik yang dimiliki oleh setiap individu. Setiap manusia dilengkapi dengan bakat-bakat khusus yang bisa dikembangkan dan dimanfaatkan secara positif dalam kehidupan. Dalam pendidikan berbasis fitrah, fitrah bakat diperkuat dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan potensi mereka secara holistik. Siswa didorong untuk mengembangkan bakat-bakat mereka dalam berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik, sehingga mereka dapat mencapai potensi tertinggi mereka dan memberikan kontribusi positif bagi diri mereka sendiri dan masyarakat.
Dengan memahami dan mengakui fitrah keimanan, fitrah bernalar, dan fitrah bakat, pendidikan berbasis fitrah bertujuan untuk membentuk manusia yang seimbang secara spiritual, intelektual, dan moral. Melalui pendekatan ini, siswa diharapkan dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang berkarakter, berakhlak mulia, dan mampu mencapai kesuksesan yang berkelanjutan dalam kehidupan mereka.
Fitrah Based Life dan Fitrah Based Education menjadi fokus utama dalam menjelaskan pendekatan pendidikan yang holistik, mempertimbangkan aspek spiritual, mental, dan emosional siswa. Bunda Wulan dan tim training Adzkia memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana implementasi pendidikan fitrah dapat membentuk karakter dan moral siswa secara menyeluruh.
Selain itu, pembahasan mengenai 20 Adab Adzkia memberikan pedoman praktis bagi guru dan tenaga pendidik dalam membina perilaku siswa sesuai dengan nilai-nilai Islam. Komunikasi Positif juga menjadi sorotan penting, menekankan pentingnya interaksi yang baik antara guru dan siswa dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan observasi di Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, dan Sekolah Dasar Adzkia. Peserta diberikan kesempatan untuk melihat langsung implementasi konsep pendidikan fitrah dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Setelah observasi, peserta diajak untuk melakukan microteaching, di mana mereka berperan sebagai guru dan mempraktikkan teknik pengajaran yang telah dipelajari.
Sesi selanjutnya berfokus pada tes baca Quran dan tajwid, hafalan surat, serta pemahaman tentang sirah nabawi. Tes ini bertujuan untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi agama Islam yang menjadi bagian integral dari kurikulum Adzkia. Akhir kegiatan diwarnai dengan aliran rasa masing-masing calon peserta guru, di mana mereka berbagi pengalaman dan harapan mereka sebagai calon pendidik di sekolah Adzkia Banjarnegara.
Dengan mengintegrasikan pendidikan fitrah ke dalam kurikulum dan praktik sehari-hari di sekolah, Adzkia Banjarnegara menunjukkan komitmennya untuk menghasilkan generasi yang berkarakter, berakhlak mulia, dan berpotensi menjadi pemimpin yang tangguh di masa depan. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat fondasi pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai keislaman, sehingga siswa dapat tumbuh dan berkembang secara holistik dalam suasana belajar yang mendukung.